Es Krim Legendaris di Sukabumi Ini Ada Sejak 1976, Rasa Tak Berubah, Pembeli Selalu Antre

SUKABUMI - Es krim merupakan satu di antara produk makanan yang disukai semua kalangan. Tak cuma anak kecil, orang dewasa bahkan orang tua juga menggemarinya.
Di Ibu Kota Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Palabuhanratu, terdapat satu es krim yang sudah ada sejak tahun 1976.
Namanya es krim Mas Sikis Super. Nama es krim tersebut diambil dari nama sang penjual sekaligus peracik es krim tersebut, yaitu Sikis. Dia kini berusia 68 tahun, berasal dari Kampung Kebon Tarum, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu.
Es krim legendaris ini menjadi primadona di Palabuhanratu. Pembelinya tidak memandang status ekonomi, meskipun Sikis berjualan menggunakan gerobak.
"Saya sudah berjualan sejak tahun 1976," ujar Sikis kepada Tribun, Sabtu (27/6/2020).
Sikis menceritakan, sebelum saat ini mangkal di Jalan Raya Siliwangi (pinggir Bank BNI) saat pertama kali berjualan, ia jualankeliling dan mangkal di lingkungan SDN 1 Palabuhanratu.
"Sampai akhirnya sekarang mangkal di sini," katanya.
Setiap harinya, Sikis berjualan mulai pukul 08.00 WIB, hingga pukul 15.00 WIB. Namun, aktivitas berjualannya otomatis berhenti jika es krim sudah ludes sebelum pukul 15.00 WIB.
Sikis menjual es krim tersebut Rp 5.000 untuk ukuran gelas plastik kecil. Sedangkan per gelas plastik besar dijual Rp10 ribu.
Dalam sehari, ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta.

Saat berjualan, dia sering tak punya waktu duduk apabila pembeli sedang ramai hingga membuat antrean.
"Alhamdulillah kalau lagi ramainya dapat uangnya banyak. Alhamdulillah setiap hari selalu ramai, saya juga enggak ubah-ubah rasa dari dulu," ucapnya.
Hebatnya lagi, dari hasil penjualan es krim tersebut, Sikis mampu menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang sarjana.
"Anak saya perempuan ada tiga. Alhamdulillah sudah lulus sarjana semua," katanya.
Seorang pembeli, Lutfi (38), mengaku sudah menjadi langganan es krim Sikis sejak ia duduk di bangku sekolah dasar kelas 4.
"Saya langganan dari dulu, saya masih ingat dulu waktu kelas 4 SD, itu dulu harganya Rp 200 perak. Seiring dengan perkembangan zaman, harganya berubah. Namun, rasanya itu yang saya suka tidak pernah berubah, perpaduan kacang ijo, alpukat dengan es krim yang lembut itu masih tetap sama," tuturnya.