Viral Emak-emak Pengamen Berkelahi di Kota Mojokerto
Mojokerto - Video perkelahian emak-emak pengamen di simpang 4 Sekarsari, Kota Mojokerto viral di media sosial. Usai pertengkaran tersebut, 13 pengamen diamankan Satpol PP.
Video perkelahian emak-emak pengamen ini diunggah akun Sepultura Imin di salah satu grup Facebook Mojokerto sekitar 20 jam yang lalu. Sampai siang tadi, video berdurasi 30 detik tersebut disukai 3.014 kali dan mendapatkan 1.317 komentar dari warganet.
Dalam video ini, pertengkaran awalnya melibatkan seorang perempuan memakai topi hitam, kaus motif garis dan celana jeans biru dengan perempuan memakai daster biru. Sembari membawa kemoceng di tangan kirinya, emak-emak bertopi itu menjambak rambut perempuan berdaster biru. Sehingga perempuan yang tubuhnya lebih kecil itu nyaris terjungkal.
Tak terima temannya diserang, dua perempuan pengamen lainnya berusaha membalas perempuan bertopi hitam. Sejurus kemudian beberapa pemuda melerai mereka. Namun, perempuan bertopi hitam menghampiri seorang nenek yang memakai topi rimba, rok hitam dan kemeja lengan panjang yang akan menyerangnya. Wanita bertubuh gemuk itu dua kali memukul kepala nenek tersebut.
Kericuhan ini akhirnya reda setelah sejumlah pemuda melerai mereka. Selain emak-emak dan sejumlah pemuda, terdapat anak-anak mereka di lokasi kejadian. Perkelahian antar emak-emak pengamen ini terjadi di simpang 4 Sekarsari, Jalan Residen Pamudji, Kota Mojokerto. Tepatnya di sebelah toko busana dan toko kue balok Parikesit. Saat kericuhan terjadi, lalu lintas persimpangan tersebut sedang ramai.
"Kejadiannya kemarin sekitar jam empat sore (pukul 16.00 WIB). Mereka pengamen," kata Iqbal (20), karyawan toko kue balok Parikesit di lokasi kejadian, Rabu (5/8/2020).
Namun, Iqbal tidak mengetahui persis soal pemicu perkelahian emak-emak pengamen tersebut. Menurut dia, salah satu kelompok pengamen biasa berkumpul di simpang 4 Sekarasari usai mengais rezeki di lampu merah.
"Nampaknya kemarin tidak ada yang terluka. Redanya perkelahian setelah dilerai para tukang parkir dan pengamen lainnya," terangnya.
Video perkelahian tersebut menuai beragam komentar dari warganet. Mayoritas netizen menduga kericuhan itu dipicu rebutan wilayah mengamen. Mereka pun menyayangkan perilaku emak-emak pengamen yang mengganggu masyarakat di sekitarnya.
"Tertip no ae lek koyok ngunu gk onok seng iso menghargai (Tertibkan saja kalau seperti itu tidak ada yang bisa menghargai)," tulis akun Kosongempatsatu di kolom komentar.
"Rebutan lahan kekuasa an," cetus akun Ram Yas.
Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono membenarkan video yang viral terjadi di simpang 4 Sekarsari pada Selasa (4/8) sore. Menurut dia, emak-emak yang berkelahi biasa mengemis dan mengamen di dua lokasi. Yaitu di simpang 4 Sekarsari dan simpang 4 Pemuda.
"Kemarin memang kami melihat ada viral di medsos terkait perkelahian antarpengamen. Setelah ada laporan, kami langsung ke lokasi. Dari perempatan itu (simpang 4 Sekarsari) kami amankan 13 orang yang mengamen dan mengemis," terangnya.
Ironisnya, lanjut Dodik, 7 dari 13 pengamen dan pengemis yang diamankan masih berusia anak-anak. Usia mereka 5-15 tahun. Menurut dia, mereka ditangkap karena melanggar Perda Kota Mojokerto Nomor 3 Tahun 2013 tentang Ketertiban Umum.
"Mereka sudah berulang kali kami amankan, tapi setelah menerima pembinaan dan bantuan dari Dinas Sosial, mereka sering kali kembali ke lokasi," pungkasnya.