Harga Ayam Pejantan di Ciamis Turun Hampir 50 Persen dalam 2 Minggu, Kini Rp 17.000 per Kilogram
CIAMIS – Harga ayam ras pedaging layer jantan (pejantan) di tingkat peternak di sentra perunggasan rakyat Jabar di Ciamis pada pertengahan Agustus lalu masih dikisaran Rp 37.000/kg hidup (livebird).
Namun memasuki awal bulan September ini sudah terjun bebas, terpuruk ke angka Rp 17.000/kg. Jauh di bawah biaya pokok produksi (BPP) yakni dikisaran Rp 24.000-Rp 25.000/kg.
“Sudah hampir dua minggu ini peternak pejantan di Ciamis mengalami kerugian yang cukup besar,” ujar Koordinator peternak ayam layer jantan Kerukunan Perunggasan Priangan Timur, H Komar Hermawan kepada Tribun Rabu (2/9).
Menurut H. Komar, harga ayam pejantan di tingkat peternak di Ciamis yang pertengahan Agustus lalu masih di kisaran Rp 37.000/kg.
Namun selama dua minggu terakhir terus menerus turun.
“Penurunan harga rata-rata Rp 1.000 tiap harinya selama dua minggu terakhir. Bahkan kadang lebih. Dua hari ini harga ayam pejantan di kandang hanya Rp 17.000/kg. Sementara BEP (BPP)nya masih dikisaran Rp 24.000-Rp 25.000/kg. Kondisi saat ini berat dimodal,” katanya.
Dengan tingkat harga Rp 17.000/kg di kandang tersebut katanya, harga ayam pejantan hidup diterima di Jabodetabek dikisaran Rp 20.000/kg.
“Penyebab utama anjloknya harga ayam pejantan ini karena daya serap pasar melemah. Padahal tidak terjadi over stok atau kelebihan pasokan. Stok malah berkurang dari kondisi normal. Tingkat produksi sekarang paling hanya di kisaran 60-70%. Jatuhnya harga karena rendahnya daya serap pasar,” ujar H Komar yang juga pemilik Kawali Poultry Shop (PS) tersebut.
Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP) Ir H Kuswara Suwarman MBA, menjelang akhir Agustus tidak hanya harga ayam pedaging jenis broiler (BR) yang turun terus menerus, tetapi juga harga ayam layer jantan dan telur.
Realisasi harga ayam BR di tingkat peternak di Ciamis dan Tasikmalaya, Senin (31/8) di kisaran Rp 14.000-Rp 14.500/kg hidup. Sementara ayam layer jantan (pejantan) dikisaran Rp 18.000-Rp 20.000/kg. Dan telur dari Rp 22.000/kg turun jadi Rp 20.000/kg. “Itu realisasi harga yang terpantau Pinsar hari Senin (31/8),” ujar H Kuswara.
Dan penurunan harga ayam BR, pejantan dan telur tersebut tidak hanya terjadi di Ciamis dan Tasikmalaya saja.
Tetapi terjadi secara nasional. Anjloknya tersebut katanya membuat para peternak dari sejumlah daerah menggelar unjukrasa di depan Kantor Kementan di Jakarta, Selasa (1/9).Peternak berunjukrasa sembari membagi-bagikan ayam secara gratis kepada pengguna jalan (andri m dani)