Minta Maskawin Uang Rp 1.000, Widiawati: Memang Nazar, Tidak Ingin Repotkan Suami

Foto Pahrurrozi dan Widiawati usai melangsungkan pernikahan dengan maskawin 1000 rupiah

Sepasang pengantin asal Lombok viral di media sosial karena menikah dengan maskawin uang Rp 1.000 bergambar Kapten Pattimura. Pasangan tersebut adalah Lalu Pahrurrozi (24), asal Desa Kuripan, Lombok Barat; dan Widiawati (22), asal Kelurahan Mandalika, Mataram, yang menikah pada Jumat (24/7/2020). Widiawati mengaku, mahar uang Rp 1.000 itu merupakan permintaannya. Ia telah berjanji tak akan merepotkan suami dengan maskawinnya. "Memang nazar dari awal, kalau ada jodoh tidak ingin merepotkan suami, biar sederhana saja," kata Widiawati saat ditemui Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Widiawati juga sengaja meminta uang Rp 1.000 bergambar Kapten Pattimura. "Mau gambar Pattimura karena yang suka dengan gambarnya," kata Widiawati. Kini, maskawin sederhana itu telah dilapisi plastik agar awet. Pasangan muda itu memajang uang tersebut sebagai kenang-kenangan. Pahrurrozi mengaku agak kesulitan mencari uang Rp 1.000 bergambar Kapten Pattimura itu. "Permintaannya memang sederhana Rp 1.000, tapi harus bergambar Patimura, lumayan sulit nyari, itu kemarin kita tukar dengan uang Rp 5.000," kata pria yang disapa Rozi ini.

Ingin tambahkan maskawin Awalnya, Rozi ingin menambahkan seperangkat alat shalat dalam maskawinnya. Ia pun membujuk istrinya. Namun, istrinya hanya ingin uang kertas Rp 1.000 bergambar Kapten Pattimura. "Saya udah bilang sama dia agar maskawinnya tidak terlalu sedikit, bisa ditambah seperangkat alat shalat, tapi dia cuma mau Rp 1.000," kata Rozi. Rozi membantah tudingan netizen yang menyebutkan dirinya mencari sensasi agar pernikahannya viral. Ia tak berniat menjadikan pernikahan itu viral.

Ia malah menyayangkan ada pihak yang mengunggah video pernikahannya ke media sosial. "Tidak ada niat untuk membuat diri kita viral, kita sayangkan juga yang upload di media sosial, tapi apa mau dikata, namanya juga media sosial," kata Rozi. Menurut Rozi, pernikahan bukan main-main, tetapi merupakan hal yang sakral. Apalagi, lingkungan tempat tinggalnya sangat menjunjung tinggi nilai adat, budaya, dan agama.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel