Heboh Klepon Tidak Islami, Penjual di Malioboro Tetap Diserbu Pembeli

Klepon tidak Islami ramai dibahas di media sosial. Meski disorot karena tidak Islami, penjual klepon di kawasan Malioboro Yogyakarta tetap diserbu pembeli.
Di antara para pedagang yang menjajakan dagangannya di depan Pasar Beringharjo gerobak pedagang klepon paling banyak diminati. Tampak ada pembeli maupun pedagang yang tidak memakai maskernya. Masker itu hanya dikalungkan di lehernya.
Di lapak penjual klepon ini juga dijual panganan lainnya seperti putu, lumpia, onde-onde, dan cenil. Panganan ini dijual mulai dari harga Rp 500 per biji.
Salah seorang pedagang klepon, Budi menyebut selama pandemi virus Corona atau COVID-19 ini dia sempat berhenti berjualan. Namun, baru pekan ini dia memulai berjualan lagi.
"Sempat tidak jualan empat bulan. Baru empat hari ini mulai jualan lagi," kata Budi di lokasi, malam ini.
Kehebohan yang menyebut Klepon tidak Islami muncul setelah akun Twitter @memefess menyebutkan bahwa jajanan tradisional dengan taburan kelapa itu bukanlah jajanan Islami.
Terlihat gambar yang tersebar di media sosial dengan tulisan, "Kue klepon tidak islami. Yuk, tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami."
Cuitan ini pun sudah di-retweet ribuan kali. Kolom komentar juga dipenuhi oleh netizen yang penasaran dengan klaim tersebut.
Ketika mengetik tulisan 'Klepon' dalam laman Google, kata kunci yang bermunculan pun akan tertulis klepon bukan makanan Islami, klepon syariah hingga klepon haram.